Sabtu, 04 Oktober 2014

LAUNCHING BERSAMA Himpunan Mahasiswa Minat Fakultas Kehutanan UGM

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada saat ini memiliki empat minat yang berbeda yaitu Konservasi Sumberdaya Hutan, Manajemen Hutan, Silvikultur, dan Teknologi Hasil Hutan.  Sebelum menentukan minat kami Mahasiswa Fakultas Kehutanan tergabung dalam general forestry.
Dalam Acara Launching Bersama, Keluarga Mahasiswa Manajemen Hutan mengawali perkenalan setiap Himpunan Minat Mahasiswa,  Riansyah Fathoni selaku ketua Himpunan Mahasiswa Minat Manajemen Hutan mempresentasikan tentang Manajemen Hutan dan sistematika kepengurusan harian. Kabinet  Samara merupakan kabinet yang diusung KMMH 2012.  Samara sebagai salah satu tipe biji yang  menggambarkan sebuah proses panjang dalam terbentuknya keluarga bersama Manajemen hutan.
Kedua, Keluarga Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan mempresentasikan THH dengan tampilan beberapa foto yang menggambarkan tentang THH. Himpunan Minat Mahasiswa THH yang dikenal dengan FORESTECH atau Forest Technology ini mengusung tema unik dalam kabinet yang dipimpin Dek Krisna Rimba Prabu selaku ketua FORESTECH 2012. Jika yang lain identik dengan kehutanan maka kabinet FORESTECH ini berbeda , kabinet yang bernama Nada Pelangi mempresentasikan keberagaman 12  nada dan warna sebagai kharakteristik mereka yang bersatu dalam kesatuan nada pelangi yang tergabung dalam FORESTECH.
            Ketiga, Keluarga Mahasiswa Budidaya Hutan atau yang lebih dikenal dengan HIMABA diketuai oleh Taufiq Hidayat mengusung kabinet DIPTEROCARPA. Sesuai dengan namanya Dipterocarpaceae dikenal memiliki banyak spesies didalamnya, menggambarkan seluruh mahasiswa budidaya hutan yang berbeda dengan kharakteristik masing-masing bersatu dalam minat budidaya.
Keempat, FORESTATION (Family Of Forest Resource Conservation) merupakan keluarga besar kami, keluarga mahasiswa minat konservasi sumberdaya hutan. Saat ini FORESTATION dibawah kepengurusan periode 2014/2015 mengusung  “Kabinet Burung Jenjang”. Kabinet Burung Jenjang ini berharap periode kepengurusan FORESTATION tahunini dapat memiliki kebersamaan, kepedulian dan kekeluargaan yang erat layaknya Burung Jenjang.  
Struktur kepengurusan FORESTATION tahun 2014/2015 adalah:
KETUA: Wisnu Bahtiar Mar’i
SEKRETARIS: Dewantika Furita
BENDAHARA : Dina Feronika
PSDM : Deka Nur Faizah
BAKSO : Nurul Hidayah
JANGKER INTERNAL: Monica Rumahorbo
JANGKER EKSTERNAL : Yulian Fajar Tria Saputra
MEMOMUJUR : Khairanisa Hening Pratiwi
KEILMUAN KOOR KP3 ; Salahudin Halim Ahmad
Koordinator KP3 Herpetofauna : Dennis Al Bihad
Koordinator KP3 Burung : Rangga Satriandika Afiala
Koordinator KP3 Primata : Risfatul Ulya
Koordinator KP3 Wetland : Sary Wulandari
Koordinator KP3 Ekowisata : Citra T R Siagian
            Kemudian, kegiatan apa saja yang dilakukan FORESTATION? Pragram dan kegiatan FORESTATION cukup banyak, dimulai dari Acara Pedekate, Lomba menggambar kaos Hari Bumi 2014, Pengenalan KP3, MAKRAB KP3 Upgrading, Launching Kepengurusan, Shareng (Sharing bareng), Latihan rutin basket, futsal sampai renang, Kuliah Umum Padang Lamun, Pengamatan Burung, Herping serta masih banyak lagi.
            Sekian cerita singkat tentang FORESTATION, kami menanti teman-teman untuk terbang bersama ‘Burung Jenjang’.. Salam Anjay!
“Benar-benar akan menjadi tragedi seandainya teman-teman tidak pernah dapat menikmati tarian luar biasa kami dan pekikan lantang “burung jenjang”


Minggu, 18 Mei 2014

KP3.... WANNA JOIN?

Satu lagi yang spesial dari FORESTATION tentunya, KP3 Kehutanan UGM. Apa itu KP3? Seberapa spesialkah KP3 itu? Berikut adalah sedikit gambaran dari KP3 Kehutanan UGM.
Belum lama ini pada Jum’at tanggal 9 April 2014 bertempat di ruang 5 gedung A Fakulttas Kehutanan UGM , dilaksanakan acara Pengenalan KP3. Sasaran utama kegiatan ini adalah general forestry 2013, namun kegiatan ini juga dihadiri oleh mahasiswa 2012, 2011, dan 2010. Acara diawali dengan sambutan oleh Salahuddin Halim Ahmad  selaku ketua divisi penelitian keilmuan dan KP3 FORESTATION 2013 dan dilanjutkan oleh ketua FORESTATION 2013 Wisnu Bahtiar Mar’i. Kegiatan Pengenalan KP3 ini bertujuan untuk memberi pemahaman lebih jauh tentang apa itu KP3 serta  mengajak mahasiswa angkatan 2013 untuk begabung dalam kelompok tersebut.
Salahuddin Halim Ahmad selaku koordinator KP3 mengawali sesi presentasi dengan memberikan deskripsi secara umum mengenai KP3. KP3 merupakan kelompok Pengamat, Peneliti, Pemerhati Sumber Daya Hutan. Dalam KP3 terdapat lima fokus kajian yaitu: KP3 herpetofauna, KP3 wetland, KP3 burung, KP3 primata, dan KP3 ekowisata yang masing-masing memiliki koordinator tetap. KP3 merupakan badan semi otonom dibawah FORESTATION, sebagai wadah bagi seluruh mahasiwa kehutanan dalam melakukan pengamatan, penelitian dan perhatian yang tidak terbatas dalam satu bidang disiplin ilmu saja. Inilah yang menjadi keunikan KP3 yang mampu merangkul seluruh mahasiswa tidak terbatas pada minat mahasiswanya karena semua mahasiswa dapat belajar bersama KP3.
KP3 Primata dipresentasikan oleh Risfatul Ulya selaku koordinator KP3 Primata yang fokus kajianya adalah mengenai primata. Keanekaragaman  satwa di Indonesia sangatlah luar biasa, salah satunya adalah primata. Primata yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, yang memiliki ciri dan ukuran yang bervariasi, mulai dari yang terkecil seperti Tarsius (Tarsius pumilus) sampai Orang utan ( Pongo pygmaeus )  yang masih tersisa di Sumatera dan Kalimantan. Informasi primata masih perlu untuk mendapat perhatian lagi lewat pengamatan maupun penelitian. Salah satu KP3 Primata Fakultas Kehutanan UGM belum lama ini adalah pengamatan Lutung Budeng. Pengamatan dilakukan tanggal 30-31 Maret 2013. Lokasi pengamatan disekitar Gunung Bibi yang berada disebelah timur Gunung Merapi.
KP3 Wetland yang dipresentasikan oleh Sary Wulandari, mencoba mengenalkan wetland itu sendiri. Wetland atau lahan basah mungkin belum banyak dikenal, mengingat lokasi lahan basah sendiri untuk wilayah Yogyakarta akses yang dibutuhkan cukup sulit. Lahan basah adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen atau musiman. Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi seperti hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain. Keanekaragaman satwa juga sangat melimpah mulai dari yang khas lahan basah seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, burung dan mamalia, termasuk pula harimau dan gajah. Lokasi pengamatan yang sering dilakukan adalah Taman Bakau di Baros, Desa Tirtoharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta.
KP3 Ekowisata oleh Citra TR Siagian, KP3 Ekowisata bila dibanding dengan KP3 lainnya  merupakan KP3 yang paling muda terbentuk. Namun jangan salah pengamatan KP3 Ekowisata tak kalah menarik dengan KP3 yang lain. Ekowisata merupakan perjalanan yang terdiri dari empat elemen yaitu edukasi, konservasi, rekreasi, dan pengembangan masyarakat. Pengamatan dan penelitian yang dilakukan akan lebih kompleks dimana suatu objek wisata diharapkan mampu dikelola dengan pendekatan konservasi namun tetap mengedepankan kesejahteraan masyarakat. Pengamatan yang telah dilakukan diantaranya adalah di Way Kambas dan Ekspedisi pulau Sempu.
Dennis Al Bihad selaku koordinator KP3 Herpet Fakultas Kehutanan , mempresentasikan mengenai herpetofauna. Herpetofauna adalah binatang-binatang yang melata. Herpetofauna sendiri memiliki ukuran tubuh yang bermacam-macam, namun memiliki keseragaman yaitu berdarah dingin atau poikilotermik sehingga akan menyesuaikan dengan suhu lingkungannya. Kelompok ini diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu, kelas amphibia dan reptilia berdasarkan beberapa ciri yang berbeda dan mencolok dan diklasifikasikan lagi dalam ordo. Kegiatan KP3 Herpetofauna yang sering dilakukan adalanh “herping”, yaitu pengamatan herpetofauna yang dilakukan saat malam hari. Kegiatan KP3 Herpetofauna telah dilakukan pada beberapa lokasi seperti Gunung Api Purba Nglanggeran ataupun Kebun Binatang Gembiraloka.
Presentasi terakhir dari KP3 Burung yang dikoordinatori oleh Rangga Satriandika, ia mempresentasikan mengenai burung diantaranya tentang burung yang memiliki  bagian-bagian tubuh unik. Seperti pola warna pada bulu yang beragam, berbeda setiap jenisnya. Bentuk paruh, bentuk kaki, maupun suara burung memiliki kekhasan tersendiri untuk setiap jenis. Kegiatan yang sering dilakukan adalah pengamatan burung, dengan istilah bahasa inggris birdwatching, merupakan suatu kegiatan memperhatikan suatu jenis burung yang dilakukan di alam seperti yang sering dilakukan di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

Acara selanjutnya diteruskan dengan diskusi untuk setiap anggota sesuai dengan KP3 masing-masing. Kelompok Pengamat Peneliti Pemerhati Fakultas Kehutanan UGM mencoba  menanamkan jiwa konservasi melalui kegiatan tersebut agar mampu mengaplikasikanya secara nyata. Jelajah Konservasi Way Kambas dan Ekspedisi Sempu hanya salah satu dari segudang pencapaian yang telah dilakukan oleh KP3 Fakultas Kehutanan UGM, so jangan ragu untuk bergabung bersama kami keluarga KP3 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. 

KARTINI-KARTINI KONSERVASI

Siapa yang tak kenal Ibu Kartini? Puteri Indonesia yang mempelopori persamaan hak bagi wanita Indonesia untuk menempuh pendidikan yang sama dengan kaum pria. Akibat perjuangan beliau, kini perempuan memiliki hak yang sama untuk belajar dan memperoleh pendidikan, baik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tak heran jika kini banyak wanita yang memiliki pekerjaan setara dengan kaum pria, termasuk wanita-wanita tangguh ini:
a. Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum

b. Yustina Artati, M.Sc
c. K. Fajar Wianti, S.Hut.,M.Sc

d. Karmila Parakkasi, S.Hut., M.Sc

            Dalam kesempatan yang masih memperingati hari kartini, Bagian Minat Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan UGM mengundang alumni Fakultas Kehutanan yang kini telah berkiprah di bidang Konservasi dalam sebuah dialog yang berjudul Kartini-Kartini Konservasi. Keempat narasumber yang hadir pada dialog tersebut merupakan beberapa wanita hebat yang dapat menjadi cerminan bagi mahasiswa Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan UGM, khususnya bagi mahasiswi Minat Konservasi SDH 2014. Acara ini bertujuan untuk memotivasi mahasiswa KSDH yang sebagian besar didominasi oleh wanita, agar dapat melihat peran wanita di bidang Konservasi.
Dialog  Kartini-Kartini Konservasi dilaksanakan pada tanggal 29 April 2014 dan bertempat di Ruang Multimedia Fakultas Kehutanan UGM. Acara dibuka dengan berdoa oleh Diani Nuswantari, sebelum kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Ketua FORESTATION 2014 Wisnu Bahtiar Mar’i, Bapak Ali Imron selaku Sekertaris Bagian Konservasi Sumber Daya Hutan, serta Bapak Sigit selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta. Setelah itu Dialog dipimpin oleh Citra Siagan sebagai moderator.
Dalog Sesi pertama disampaikan oleh  Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum yang kini menjabat sebagai Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Alumnus Fakultas Kehutanan UGM, 1987 itu menyampaikan bahwa kini 16% SDM yang bekerja di Kementrian Kehutanan telah diisi oleh wanita. Presentase ini semakin meningkat selama beberapa tahun terakhir dan menunjukan bahwa wanita kini menunjukan kemampuan dan keahliannya dalam bidang ini. Tantangan yang dihadapi ketika bekerja dalam dunia konservasi umumnya adalah lokasi yang jauh dari keluarga serta terjadinya benturan antara masyarakat daerah dengan pemerintah. Namun, tantangan ini dapat dihadapi dengan membangun sikap semangat dan komitmen yang tinggi, disertai dengan peningkatan kompetensi, membangun jaringan yang luas juga selalu mengevaluasi terhadap diri sendiri.
Dialog yang kedua disampaikan oleh Ibu Yustina Artati, M.sc. yang sekarang telah bekerja di CIFOR. Meskipun dialog disampaikan melalui Skype, peserta dialog yang hadir tetap antusias dalam memperhatikan diskusi. Beliau menyampaikan bahwa seorang mahasiswa konservasi harus mampu menjalin relasi dan tidak hanya terpaku pada kuliah namun juga harus mampu bersosialisasi. Pengalaman yang luas misalnya magang juga dapat menunjang prospek di bidang konservasi kedepannya, selain itu perlu pengembangan diri dalam bidang lain disamping bidang kehutanan (Bahasa, teknologi, sosial misalnya).
Dialog yang ketiga diisi oleh mbak Karmila Parakkasi s.Hut. Mbak Karmila ini kini telah bekerja sebagai Peneliti Harimau Sumatera di WWF Indonesia (Tiger Survey and Monitoring Coordinator). Ia menyampaikan bagaimana seorang mahasiswa bersikap terhadap permasalahan yang dihadapi seorang forester. Karena itu ada syarat-syarat yang diperlukan untuk  bekerja di hutan, diantaranya : harus memiliki  niat dan rasa penasaran, mempunyai mental yang kuat, mampu bersikap kritis, dan masih banyak lagi. Mbak Karmila juga menyampaikan ketika kita mendapat banyak ilmu, seharusnya banyak pula  publikasi yang dilakukan untuk membagi ilmu tersebut. Maka seorang mahasiswa atau mahasiswi kehutanan seharusnya bida dan mampu untuk lebih dari sekedar kuliah. Misalnya berorganisasi, menjadi sukarelawan, mampu membangun dan manfaatkan jaringan, besikap kritis dan kreatif, rajin menulis, punya rencana dan target,bisa  magang, ataupun mengikuti training tertentu.
 Selanjutnya dialog diisi oleh Ibu Fajar Wianti, S. Hut., M.Sc. yang merupakan dosen Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta. Beliau menyampaikan bahwa kini mahasiswa di Fakultas Kehutanan memang hampir seimbang antara perempuan dan laki-laki. Hal ini membuktikan bahwa perempuan kini memiliki kemampuan yang tidak kalah dibandingkan dengan laki-laki, bahkan perstasi akademik juga cukup membanggakan.Karena itu tak heran jika kini banyak muncul ilmuan wanita. Belai juga berharap semoga kedepanya ilmu-ilmu yang dimiliki bisa terus dikembangkan dan ditularkan pada orang lain agar lebih bermanfaat.

            Meskipun khususnya acara ini ditujukan bagi mahasiswi KSDH 2014, namun banyak pula peserta dialog yang datang selain mahasiswa KSDH yaitu dari LEM (Lembaga Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Kehutanan UGM, IFSA (International Forestry Student Asociation), serta Mahasiswa General Forestry 2013.  Selain seru dan menarik, acara ini sangat bermanfaat. Kita tunggu diskusi selanjutnya ya.


Sabtu, 17 Mei 2014

PEDEKATE

PEDEKATE sangat akrab ditelinga kita sebagai salah satu bentuk upaya pendekatan pada seseorang, namun dalam acara FORESTATION kali ini, PEDEKATE yang dimaksud adalah acara yang lebih spesial tentunya. Mengapa? PEDEKATE  keluarga besar FORESTATION tidak hanya terbatas pada upaya pendekatan terhadap seseorang saja. Mengenal lebih dekat, mungkin itulah salah satu makna yang ingin ‘jangker internal’ sampaikan pada seluruh anggota FORESTATION.
            Acara PEDEKATE yang dilaksanakan pada Senin 5 Mei 2014 pukul 19.00 WIB yang  dihadiri oleh mahasiswa aktif FORESTATION mulai dari angkatan 2010, 2011 dan 2012 tentunya. Acara yang pada awalnya dijadwalkan pukul 18.30 di Taman Timur Fakultas Kehutanan, harus terkendala oleh hujan sehingga dipindahkan ke Selasar Selatan Gedung B Fakultas Kehutanan. Meskipun terhambat oleh adanya pemindahan lokasi, tapi hal ini tidak menyurutkan semangat para mahasiswa untuk tetap mengikuti jalannya acara.
PEDEKATE dimulai dengan menyanyikan lagu mars KSDH dipandu oleh saudara Juan dan mbak Mila sebagai pembawa acara. Kemudian sambutan disampaikan oleh ketua FORESTATION 2013 Wisnu Bahtiar Mar’i, yang dilanjutkan oleh perwakilan dari setiap angkatan yaitu:  Mas Wahyu  angkatan 2011 ,dan Mas Argo untuk angkatan 2010, sedangkan perwakilan dari angkatan 2012 diwakili Priyas yang sering dipanggil Jasjus. Tak lupa  sambutan dari ketua pelaksana Monica Rumahorbo selaku koordinator divisi Jangker Internal FORESTATION 2013 yang berharap semoga makna dari acara ini dapat tercapai untuk lebih mengenal dan mendekatkan antara mahasiswa minat Konservasi Sumberdaya Hutan.
Pendekatan tentu diawali dengan perkenalan. Tapi ada yang unik dari fase perkenalan di acara PEDEKATE ini, perkenalan dimulai dengan menggunakan kode untuk urutan perkenalan. Mulai dari kode ‘angkatan yang paling tua’,  ‘yang mengenakan jilbab biru’, sampai ‘mahasiswa yang menggunakan jam tangan’ bergantian mengenalkan diri pada seluruh peserta. Setelah dilakukan perkenalan, kegiatan selanjutnya adalah permainan supaya lebih akrab antar anggota FORESTATION. Permainan yang dilakukan sangat menarik yaitu menyusun kelompok sesuai aturan angka yang disebutkan dalam cerita. Dimana ketika disebutkan angka 1 oleh pembawa acara, maka harus ada  4 orang bergandeng tangan, ketika disebutkan angka 2 maka, 3 orang harus bergandengan tangan, ketika disebutkan angka 3  jumlah orang yang bergandengan tangan adalah 2 orang, dan ketika disebutkan angka 4 maka tiap orang harus maju satu langkah. Ada ketentuan dalam menyusun kelompok, yaitu harus ada minimal 1 orang dari angkatan yang berbeda. Dan yang tidak mendapat kelompok akan dapat hukuman pastinya, hukumanya berupa tebak orang atau  truth or dare. Hukuman yang diberikan bervariasi mulai dari pertanyaan seputar area ghost spot di Fakultas Kehutanan, uji nyali, cewek yang dikagumi, tebak orang, sampai yang paling heboh adalah menggendong pembawa acara. Untuk siapa saja orang-orang yang dihukum biarlah FORESTATION saja  yang tahu. Penasaran? So jangan sampai terlewat acara-acara keluarga besar FORESTATION  tentunya.

Oh, iya yang paling seru nih, ada juga “angkringnnya” khusus loh, bukankah mahasiswa identik dengan angkringan? Makan malam bersama ala anak-anak FORESTATION  tidak perlu kemewahan asalkan ada kebersamaan. Sederhana asal bersama itulah konsep makan di warung angkringan. PEDEKATE acara yang sangat menarik dan untuk kedepannya akan ada acara-acara seperti ini lagi, tentunya jangan sampai terlewat ya!

EVERY DAY IS EARTH DAY

Sedikit mengulas kegiatan FORESTATION belum lama ini, seluruh Keluarga Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada melakukan serangkaian kegiatan dalam peringatan hari bumi yang jatuh tepat tanggal 22 April 2012.
            Himpunan mahasiswa minat konservasi ini mencoba mengangkat sebuah konsep yang membangun perilaku masyarakat untuk lebih menghargai keberadaan bumi. Every Day is Earth Day , bukan hanya sebatas kosa kata tanpa makna yang nantinya akan menjadi angan semata. Namun kami mencoba membuktikan bahwa manusia tinggal di bumi bukan hanya untuk satu hari semata namun seumur hidup kita bergantung pada bumi. Bukankah bumi selalu ada tanpa diminta? Hanya sebatas kepedulian dari kita yang dibutuhkan meski belum sebanding dengan apa yang telah kita peroleh dari bumi, dahulu, saat ini dan nantinya.